Selamat Tahun Baru 2013 "

Banner

Kamis, 03 Januari 2013

Cara Sederhana Menjadi Boss Yang Lebih Baik


Berikut adalah Gaya Manajemen Anda yang akan membuat karyawan lebih bahagia. Banyak karyawan yang mengeluh tentang bos mereka, atau justru berlaku hanya sebagai penjilat, yang penting bos senang. Berikut beberapa saran yang dapat Anda pergunakan jika ingin menjadi seorang bos yang lebih baik:
1. Hindari Angka dalam Pengelolaan Orang.
Pemikiran Bisnis Konvensional menempatkan angka sebagai komponen paling penting. Akibatnya, banyak manajer menghabiskan waktu hanya melihat angka-angka, memilah dan memisah angka, menempatkan angka dalam grafik, dan berbicara tentang di mana angka-angka tersebut berada dan di mana mereka seharusnya berada.  Setiap Anda berbicara dengan karyawan, selalu berbicara angka tanpa mengindahkan hal lainnya.  Semua angka dalam setiap bisnis adalah HASIL dari seberapa baik Anda mengelola orang bukan seberapa baik Anda mengelola angka. Satu-satunya cara untuk mendapatkan angka yang lebih baik (lepas dari skema pengukuran) adalah Meningkatkan Kinerja dari orang-orang Anda. Seorang Pelatih yang baik selalu mengalahkan Powerpoint yang baik.
2. Standar Ukuran yang Relevan dan Sederhana.
Sementara fokus utama Anda tetap pada Karyawan daripada Angka, Anda masih tetap perlu cara untuk mengukur seberapa baik karyawan melakukan pekerjaannya. Idealnya, Anda standar ukuran harus sedekat mungkin dengan perilaku yang Anda coba terapkan dan cukup sederhana bagi setiap karyawan untuk memahami.  Sebaliknya, skema pengukuran yang kompleks, pasti menciptakan kebingungan di kalangan karyawan dan Anda sendiri. Dan jika karyawan tidak tampak terpengaruh dengan standar ukuran kinerja, maka mereka hanya menciptakan overhead mental.
boss yang lebih baik3. Satu Prioritas bagi setiap Karyawan.
Tentu ada seorang karyawan yang ditugaskan bos mereka dengan banyak tugas dan sang bos bersikeras bahwa setiap tugas adalah “prioritas besar.” Itulah bos, tentu saja dengan tindakan bodoh dan idiot tersebut, karena jika semuanya prioritas maka tidak ada prioritas.  Konsep sebuah “prioritas” berarti bahwa ada satu hal yang lebih penting daripada yang lain. Memberikan karyawan Anda “beberapa prioritas” hanya membingungkan mereka akan tanggung jawab mana yang benar-benar penting. Itulah tugas Anda, membuat Satu Prioritas bagi Karyawan.  Tetapkan skala prioritas dengan melihat Penting dan Gentingnya.
4. Jangan Melampiaskan Emosi pada Karyawan.
Pastinya karyawan Anda memahami bahwa manajer dan bos mereka adalah manusia, sering berada di bawah tekanan, dan sering terdesak waktu. Mereka tahu bahwa bos tengah Frustrasi dan Marah, terutama ketika dihadapkan dengan berita buruk, kesalahan yang seharusnya bisa dihindari, dan lain sebagainya.  Meski begitu, ketika Anda menumpahkannya pada karyawan, atau membuat sebuah pernyataan memotong yang menyakitkan, itu hanya menciptakan luka yang tidak akan sembuh dan membusuk sebagai kebencian. Anda tidak harus Sempurna, namun karyawan adalah sosok yang empatik dan bukan sansak tinju.
5. Mengukur Diri berdasar Karyawan Terburuk.
Manajer menggunakan top performer mereka sebagai ukuran seberapa sukses mereka sebagai bos atau manajer. Namun, saat Anda telah menyewa pemain top atau menumbuhkan mereka dalam peran itu, keberhasilan tersebut lebih mencerminkan perjalanan mereka daripada apa yang Anda hasilkan.  Sebaliknya, Anda harus mengukur kemampuan manajemen berdasarkan bagaimana Anda menangani pemain terburuk Anda. Orang-orang inilah yang menentukan tingkat terendah kinerja Anda yang dapat ditolelir, dan seberapa banyak Anda mengharapkan karyawan lain untuk mengimbangi standar tersebut.
6. Kompensasi Lebih dibanding Rata-rata.
Kebalikan dengan performa individu yang mana, kinerja terendah sebagai Ukuran Keberhasilan Anda, lain halnya dengan Kompensasi dan Benefit yang Anda berikan haruslah lebih baik dibandingkan rata-rata.  Ada kecenderungan di kalangan para manajer untuk memikirkan upah, tunjangan dan komisi sebagai beban yang harus diminimalkan demi meningkatkan keuntungan. Namun, sesuatu yang benar dalam dunia bisnis bahwa jika Anda membayar upah rata-rata, Anda berakhir dengan karyawan rata-rata.  Membayar lebih bukan berarti Mengeluarkan lebih, namun dalam jangka panjang menjadi Pemasukan lebih.
Ini adalah Hubungan Sebab Akibat yang Sederhana dan bukan Operasi Jantung. Mungkin sebelum Era Internet adalah mungkin untuk mendapatkan orang-orang bekerja lebih dan mendapatkan kurang dari yang selayaknya. Namun hari ini, karyawan dengan sedikit akal sehatpun dapat memperoleh dan mencari penghasilan lebih ditempat lain.  Jadilah Bos yang lebih baik dengan lebih Empati terhadap karyawan.

0 komentar:

Posting Komentar